Teori Belajar Humanistik M3 KB4
Modul 3 KB 4 Teori Belajar Humanistik - Pendidikan harus berkualitas untuk menghasilkan lulusan yang mampu menghadapi dinamika perkembangan masyarakat dan teknologi yang begitu pesat.
Di satu sisi teknologi mampu digunakan untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah, di sisi lain merupakan tantangan yang sangat besar bagi dunia pendidikan untuk bertransformasi (Christensen, 1997).
Pendidikan harus dikelola untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kecakapan yang dibutuhkan di abad 21, yaitu mampu belajar dan berinovasi, berfikir kritis dan mampu memecahkan masalah, memiliki kreativitas serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi.
Siswa harus menguasai literasi digital meliputi literasi informasi, literasi media dan literasi teknologi. Siswa perlu memiliki kecakapan hidup yaitu fleksibilitas dan adaptabilitas, inisiatif dan mandiri, mampu berinteraksi lintas sosial budaya, produktifitas dan akuntabilitas serta sikap kepemimpinan dan tanggung jawab.
Di samping hal-hal tersebut, siswa harus kuat karakter moralnya, seperti cinta tanah air, memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur, jujur, adil, empati, penyayang, rasa hormat dan kesederhanaan, pengampun dan rendah hati.
Guna mencapai semua tujuan tersebut diperlukan pembelajaran yang berkualitas. Ini semua menjadi tantangan bagi para guru untuk membekali para siswanya dengan berbagai pengetahuan ketrampilan dan sikap, guna mengakomodasi kebutuhan- kebutuhan di atas.
Selain teori belajar behavioristik dan teori kognitif, teori belajar humanistik juga penting untuk dipahami.
Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri.
Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri.
Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada pengertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar lainnya.
Dalam pelaksanaannya, teori humanistik ini antara lain tampak juga dalam pendekatan belajar yang dikemukakan oleh Ausubel. Pandangannya tentang belajar bermakna atau “Meaningful Learning” yang juga tergolong dalam aliran kognitif ini, mengatakan bahwa belajar merupakan asimilasi bermakna.
Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam peristiwa belajar, sebab tanpa motivasi dan keinginan dari pihak si belajar, maka tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimilikinya.
Teori humanistik berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar, secara optimal.
Modul 3 KB 4 Teori Belajar Humanistik Selengkapnya bisa download disini
Kumpulan modul lainnya:
M1 KB 1 Karakteristik Guru dan Siswa
M1 KB 2 Peran dan Manfaat Teknologi
M1 KB 3 Merancang dan Menilai
M2 KB 1 Kompetensi Guru
M2 KB 2 Strategi Profesi
M3 KB 1 Teori Behavioristik
M3 KB 2 Teori Kognitif
M3 KB 3 Teori Konstruktivistik
M3 KB 4 Teori Humanistik
M4 KB 1 Karakteristik Umum
M4 KB 2 Kemampuan Awal
M4 KB 3 Gaya Belajar
M5 KB 1 Model Pembelajaran
M5 KB 2 Media Pembelajaran
M5 KB 3 Pengembangan Bahan Ajar
M5 KB 4 Perencanaan Pembelajaran
M6 KB 1 Pengertian Pengukuran, Penilaian, Tes, dan Evaluasi
M6 KB 2 Penilaian Otentik (Authentic Assessment)
M6 KB 3 Menulis Tes Hasil Belajar
M6 KB 4 Menelaah Tes Hasil Belajar
Demikianlah informasi tentang Modul 3 KB 4 Teori Belajar Humanistik semoga bermanfaat.
Di satu sisi teknologi mampu digunakan untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah, di sisi lain merupakan tantangan yang sangat besar bagi dunia pendidikan untuk bertransformasi (Christensen, 1997).
Pendidikan harus dikelola untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kecakapan yang dibutuhkan di abad 21, yaitu mampu belajar dan berinovasi, berfikir kritis dan mampu memecahkan masalah, memiliki kreativitas serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi.
Siswa harus menguasai literasi digital meliputi literasi informasi, literasi media dan literasi teknologi. Siswa perlu memiliki kecakapan hidup yaitu fleksibilitas dan adaptabilitas, inisiatif dan mandiri, mampu berinteraksi lintas sosial budaya, produktifitas dan akuntabilitas serta sikap kepemimpinan dan tanggung jawab.
Di samping hal-hal tersebut, siswa harus kuat karakter moralnya, seperti cinta tanah air, memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur, jujur, adil, empati, penyayang, rasa hormat dan kesederhanaan, pengampun dan rendah hati.
Guna mencapai semua tujuan tersebut diperlukan pembelajaran yang berkualitas. Ini semua menjadi tantangan bagi para guru untuk membekali para siswanya dengan berbagai pengetahuan ketrampilan dan sikap, guna mengakomodasi kebutuhan- kebutuhan di atas.
Selain teori belajar behavioristik dan teori kognitif, teori belajar humanistik juga penting untuk dipahami.
Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri.
Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri.
Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada pengertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar lainnya.
Dalam pelaksanaannya, teori humanistik ini antara lain tampak juga dalam pendekatan belajar yang dikemukakan oleh Ausubel. Pandangannya tentang belajar bermakna atau “Meaningful Learning” yang juga tergolong dalam aliran kognitif ini, mengatakan bahwa belajar merupakan asimilasi bermakna.
Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam peristiwa belajar, sebab tanpa motivasi dan keinginan dari pihak si belajar, maka tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimilikinya.
Teori humanistik berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar, secara optimal.
Modul 3 KB 4 Teori Belajar Humanistik Selengkapnya bisa download disini
Kumpulan modul lainnya:
M1 KB 1 Karakteristik Guru dan Siswa
M1 KB 2 Peran dan Manfaat Teknologi
M1 KB 3 Merancang dan Menilai
M2 KB 1 Kompetensi Guru
M2 KB 2 Strategi Profesi
M3 KB 1 Teori Behavioristik
M3 KB 2 Teori Kognitif
M3 KB 3 Teori Konstruktivistik
M3 KB 4 Teori Humanistik
M4 KB 1 Karakteristik Umum
M4 KB 2 Kemampuan Awal
M4 KB 3 Gaya Belajar
M5 KB 1 Model Pembelajaran
M5 KB 2 Media Pembelajaran
M5 KB 3 Pengembangan Bahan Ajar
M5 KB 4 Perencanaan Pembelajaran
M6 KB 1 Pengertian Pengukuran, Penilaian, Tes, dan Evaluasi
M6 KB 2 Penilaian Otentik (Authentic Assessment)
M6 KB 3 Menulis Tes Hasil Belajar
M6 KB 4 Menelaah Tes Hasil Belajar
Demikianlah informasi tentang Modul 3 KB 4 Teori Belajar Humanistik semoga bermanfaat.